Rezeki Sudah Ada yang Atur

Pada masa skripsi, aku banyak sekali mengeluarkan uang demi menyelesaikan mata kuliah ini. Setelah sering kali mencetak ulang laporan untuk direvisi, aku akhirnya menghadapi Ujian skripsi. Pada tahap ini, aku harus mencetak laporan yang akan diserahkan kepada dosen penguji dan dosen pembimbing. Bahkan sebelum proses ini, di kampusku ada yang namanya Seminar Hasil (Semhas).

Semhas ini layaknya sebuah presentasi oleh mahasiswa yang melakukan penelitian, mereka diharuskan mengundang para mahasiswa untuk hadir ke acara tersebut. Bukan hal mudah, khususnya menyangkut isi dompet. Mereka diharuskan untuk memberikan 'konsumsi' kepada para mahasiswa yang hadir. Bisa dibayangkan berapa biaya yang dikeluarkan sampai pada tahap ini? Banyak tentunya.

Pada setiap prosesnya, aku selalu khawatir. "Apakah uang yang kumiliki akan cukup?", selalu begitu pikirku. Alhamdulillah, hingga menjelang sidang pun, aku dapat bertahan dengan uang yang kumiliki. Uang yang kumiliki pada saat itu tinggal 90 ribu rupiah. Belum ada pengeluaran berarti selain untuk masalah perut.

Tiga semester aku menempuh mata kuliah skripsi ini. Semua pekerjaan kutinggalkan, hingga aku mulai kekurangan uang. Meminta kiriman uang kepada orang tua pada usia tua seperti sekarang ini adalah hal yang tidak mudah, bahkan tidak ingin kulakukan. Berbekal dengan uang itu, kujalani hari-hari seperti biasa. Tak kuduga, dalam sebuah akun dompet virtualku, ada kiriman sebesar 20$ yang merupakan kiriman hasil event situs tersebut. Tak basa-basi, kutarik uang itu ke dalam rekeningku.

Berbekal dengan uang tersebut, aku dapat menyelesaikan revisi laporanku, menjilidnya, membeli CD, perangko dan keperluan lain yang dibutuhkan. Tentu uang itu tak cukup, biayanya di luar perkiraanku. Uangku kurang 25 ribu. Beruntungnya aku mengurus keperluan itu bersama temanku, dapatlah pinjaman darinya.

Memang, jalan keluar tidaklah selalu sempurna. Terkadang Tuhan punya caranya sendiri. Kita sebagai manusia cukup mengikuti jalan tersebut, selalu bersyukur, selalu memberi. Karena kita tak akan kehabisan jalan untuk mencapainya kembali.